Dianah Nabilah selaku ketua pelaksana menyebutkan tujuan utama company visit ini adalah meningkatkan wawasan mahasiswa tentang dunia ekonomi dan kebank sentralan secara optimal. Selain itu, kunjungan tersebut juga berperan sebagai media pertemuan kerja sama Universitas Airlangga dengan Bank Sentral Indonesia Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan itu dihadiri oleh 50 delegasi mahasiswa. Mereka mendapatkan materi terkait digitalisasi industri halal Indoensia, tiga kunci penguatan ekosistem halal value chain, dan analisis SWOT ekonomi syariah Jawa Timur.
Digitalisasi Industri Halal Indonesia
Narasumber dalam kunjungan tersebut menyebutkan bahwa pemanfaatan digitalisasi dan tren sustainable berperan penting dalam aktivitas bisnis industry halal secara global, baik melalui e-commerce dan financial technology. Sepanjang tahun 2021, nominal transaksi produk halal mencapai Rp12, 18 triliun ata 62, 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun tren sustainable proses penciptaan produk yang etis dan bertanggung jawab meliputi:
- Pemilihan bahan baku yang berbahan alami dan lokal.
- Penggunaan sumber daya untuk mengurangi limbah dan dampak iklim.
- Perlakuan adil terhadap pekerja
- Menciptakan karya yang berkualitas tinggi yang tidak lekang oleh waktu
- Memberdayakan konsumen untuk mengetahui dampak pola konsumsi
- Menyediakan pasar bagi pelaku usaha
- Alat bantu untuk pembayaran
- Membantu pelaksaan investasi yang lebih efisien
- Membantu pihak yang membutuhkan untuk menabung, meminjam dana, dan penyertaan modal.
Tiga Kunci Penguatan Ekosistem Halal Value Chain
Narasumber juga menambahkan tiga kunci dalam penguatan ekosistem halal value chain di antaranya:
- Sinergi ekosistem halal value chain yang dilihat keterlibatan dari berbagai pihak baik pemerintah dan pelaku usaha. Hal ini diselenggarakan sebagai bentuk perwujudan Indonesia sebagai produsen halal terbesar di dunia.
- Merumuskan model bisnis halal dan halal traceability dalam proses produksi dengan pertimbangan sisi hulu dan hilir sebagai penguatan ekosistem halal yang berkelanjutan.
- Percepatan sertifikasi halal khususnya pada rumah potong hewan dan unggas.
Analisis SWOT Ekonomi Syariah Jawa Timur
Narasumber Perwakilan Bank Indonesia itu menyampaikan bahwa Provinsi Jawa Timur memiliki analisis SWOT dalam perkembangan ekonomi syariah di daerahnya sebagai berikut:
- Kekuatan, di antaranya pangsa perbankan syariah Jawa Timur tergolong besar, hampir seluruh BUS dan UUS memiliki kantor cabang di Jawa Timur, dan komitmen yang kuat dari otoritas pemerintah dan stakeholder.
- Kelemahan, di antaranya rendahnya pemahaman stakeholder dan masyarakat mengenai ekonomi dan keuangan syariah.
- Peluang, di antaranya mayoritas masyarakat Jawa Timur beragama Islam, antusiasme masyarakat untuk mengetahui ekonomi syariah cukup tinggi, peluang ekspansi lembaga keuangan syariah masih terbuka luas, dan terpilihnya kawasan industri halal Sidoarjo sebagai pengembangan HVC Indonesia.
- Ancaman, di antaranya biaya operasional perbankan syariah yang masih tinggi, tingginya floating market yang sensitive, dan pemahaman masyarakat yang menyamakan lembaga keuangan syariah dengan konvensional. (*)
Penulis: Afan Alfayad
Editor: Binti Q. Masruroh
Rekomendasi berita
Tags
Copyright © 2022 Jurnalis Nasional Indonesia All Rights Reserved.