PT Pegadaian Gelar Kuliah Tamu Soal Keuangan Syariah

PT Pegadaian Gelar Kuliah Tamu Soal Keuangan Syariah
Kepala Divisi Unit Usaha Syariah PT Pegadaian, Beni Martina Maulan mengisi kuliah tamu di Auditorium Ternate ASEEC Tower, Universitas Airlangga.

SURABAYA – PT Pegadaian menggelar kuliah umum bertajuk Keuangan Syariah Goes to Campus pada Rabu (9/11/2022) di Auditorium Ternate ASEEC Tower Universitas Airlangga (UNAIR). Acara tersebut mengusung tema Transformasi Industri Pegadaian Syariah untuk Membangun Perekonomian Bangsa melalui Peningkatan Peran UMKM pemuda dan Mahasiswa.

Materi dalam acara tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Divisi Unit Usaha Syariah PT Pegadaian, Beni Martina Maulan. Di awal, ia menjelaskan mengenai sejarah dari PT Pegadaian yang terbentuk mulai tahun 1746 ketika VOC mendirikan Van Leening Bank sebagai lembaga keuangan yang menawarkan pinjaman menggunakan sistem gadai.

Beni juga menjelaskan potensi keuangan dan bisnis syariah Indonesia. Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia dengan total 231 juta jiwa atau setara dengan 12, 7 persen total populasi umat muslim di dunia.

Pada saat ini, Indonesia menempati peringkat keempat dalam sektor industri halal. Ada beberapa sektor kunci berdasarkan kerangka kerja dari strategi ekonomi halal suatu negara, yakni finance, food, tourism, media, pharmacy & cosmetic, serta clothes. Selain itu, ada beberapa peluang dalam industri halal, yaitu umat Islam dapat meningkat, banyak negara tertarik dan industri halal dapat berkembang lebih bervariasi.

“Saat ini Indonesia menempati peringkat empat dalam sektor industri halal di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan United Arab Emirate, ” ucap Beni.

Pegadaian sendiri yang merupakan perusahaan keuangan yang bergerak di bidang pialang gadai dan kredit mikro, baik secara konvensional maupun syariah, memiliki bisnis pendukung lainnya meliputi bisnis gadai, pinjaman mikro, pembiayaan emas, pembiayaan kendaraan, dan lain sebagainya. Secara prinsip, bisnis pegadaian masih didominasi dengan cara konvensional yakni sebesar 79 persen dan sisanya menggunakan prinsip syariah.

Dalam menghadapi era milenial seperti saat ini, pegadaian memiliki beberapa cara agar tetap relevan di era milenial, yaitu melalui roadmap dan strategi yaitu The Triple Sprint & G STAR+, transformasi dari pegadaian syariah, digitalisasi bisnis dan operasi, produk inovatif untuk milenial, serta melalui agen dari pegadaian syariah.

“Di era milenial seperti saat ini, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu pegadaian terus berinovasi agar tetap relevan dengan era milenial, ” ucap Beni. (*)

Penulis : Muhammad Ghufron Ariawan

Editor  : Binti Q. Masruroh

surabaya
Achmad Sarjono

Achmad Sarjono

Artikel Sebelumnya

Babinsa Bersama Tiga Pilar Tambaksari Monitoring...

Artikel Berikutnya

Peringati Hari Pahlawan, ITS Apresiasi Pejuang...

Berita terkait