SURABAYA – Proyeksinya, momentum Hari Raya Idul Fitri akan menjadi waktu di mana perputaran rupiah berada di titik maksimalnya. Uang triliunan rupiah akan bertransaksi karena terdapat budaya mudik, belanja Lebaran, dan pembagian THR kepada sanak saudara serta karyawan. Kondisi tersebut akan membuat keuangan seseorang dapat meningkat secara drastis.
Guru Besar Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR Prof Dr Rudi Purwono mengatakan ketika mendapatkan uang secara mendadak akan timbul perasaan senang dan bahagia. Lantas kebahagiaan itu terkadang dapat membuat kita berbelanja tanpa memperhatikan kondisi keuangan untuk masa depan.
“Kebahagian ini kadang-kadang menjadikan kita jadi lupa sehingga uangnya habis untuk belanja, ” katanya.
Terutama dengan penawaran jenis barang maupun jasa yang sangat beragam, promosi menarik, dan kemudahan akses pembelian dari rumah secara online. Terutama saat Lebaran. Itu membuat konsumen memutuskan untuk belanja kebutuhan (konsumsi) secara berlebihan. Sebisa mungkin kita harus dapat mengatur belanja yang sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan. Salah satu caranya dengan membuat daftar kebutuhan sehingga belanja konsumsi bisa terjaga.
Baca juga:
PERS.CO.ID: Cara Baru Bermedia
|
“Sebenarnya kita harus atur, berapa uang yang kita dapatkan untuk belanja. Kalau memenuhi keinginan, semua barang atau jasa bisa beli, maka tidak ada puasnya, ” ungkap Prof Rudi, Minggu (23/4).
Guru Besar Ilmu Ekonomi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR Prof Dr Rudi Purwono.
Konsumsi Bergantung dari Pendapatan
Secara teori bahwa konsumsi bergantung dari pendapatan. Jika pendapatan naik, konsumsi kita juga naik. Namun, jika pendapatan sudah tinggi, maka tambahan income, tidak mendorong tambahan konsumsi.
“Kondisi ini terkait pada saat individu sudah mempunyai income yang tinggi maka MPC (marginal propensity to consume, red) menurun. Sehingga mempunyai kemampuan untuk menabung yang tinggi, ” ujarnya.
Peluang Investasi
Wakil Direktur I Sekolah Pascasarjana itu menuturkan bahwa uang harus diatur penggunaannya. Karena penggunaan uang memang terkait besarnya uang yang kita pegang. Harus terdapat pembagian yang jelas dalam memenuhi kebutuhan (konsumsi), dana darurat, tabungan, dan bahkan untuk investasi. Semakin tinggi income kita maka peluang kita untuk berinvestasi sangat tinggi.
“Pilihan investasi sangat beraneka ragam, baik investasi di sektor keuangan maupun di sektor riil. Saat ini sudah banyak pelatihan terkait pilihan investasi tersebut, ” jelasnya.
Prof Rudi berharap dari investasi akan banyak berdiri usaha baru. Jadi, selain mendorong pertumbuhan ekonomi, juga membuka kesempatan kerja baru. Namun, ia mengingatkan untuk mempelajari terlebih dahulu investasi yang akan dilakukan dengan cermat.
Caranya, dengan mengikuti pelatihan dan belajar dari mereka yang sudah berpengalaman. Sehingga investasi kita memberikan manfaat bagi diri kita, maka juga memberikan manfaat bagi orang lain dalam bentuk kesempatan kerja baru dan mendorong perekonomian.
Berikan Tips Mengelola Uang
Agar pengeluaran tetap terjaga, pakar UNAIR menyarankan remaja untuk mengatur keuangan dan pengeluaran. Khususnya THR saat Lebaran. Dengan memegang prinsip minimal pengeluaran sama dengan income. Namun, secara bertahap, seiring dengan kenaikan income, maka mulailah rencanakan untuk bisa menabung.
“Mengapa kita harus punya tabungan? Kondisi ke depan banyak hal yang tidak terduga pada diri kita seperti terkait kesehatan dan ketidakpastian terkait ekonomi dan bisnis, ” tutupnya.
Penulis: Monika Astria Br Gultom
Editor: Feri Fenoria