Panen Sawi Hidroponik di Gunung Anyar Wujudkan Ketahanan Pangan

 

Baca juga: lulusan ITS Memilih Jadi Petani Kentang Dan Kembangkan Pertanian Di Kampung Hingga Ke Mancanegara

SURABAYA, 21 Desember 2024 – Babinsa Kelurahan Gunung Anyar dari Koramil 0831-05 Rungkut, Serda Guntoro, bersama Tiga Pilar Kecamatan Gunung Anyar, hari ini turut serta dalam panen sawi hidroponik yang ditanam warga di Puri Jimbaran Residen RT 13 RW 04. Kegiatan ini merupakan wujud nyata pembinaan teritorial dan upaya mendukung program pemerintah dalam rangka ketahanan pangan.

 

Baca juga: Anies Baswedan di Mata Seorang Pak Jamal, Petani dari Jawa Tengah

Warga setempat berinisiatif memanfaatkan teknologi hidroponik untuk bercocok tanam sawi. Metode ini dinilai efektif dan efisien, khususnya di lahan terbatas seperti di kawasan perumahan. Hasil panen sawi hidroponik hari ini cukup memuaskan, menunjukkan keberhasilan program pertanian inovatif ini.

 

Baca juga: Kelompok Tani Milenial Sukses Meraup Untung dari Sayur Organik

Serda Guntoro menyampaikan apresiasinya atas kerja keras dan kreativitas warga dalam menerapkan teknologi hidroponik. Ia menekankan pentingnya ketahanan pangan di tingkat lokal dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan di wilayah lain. Keberhasilan panen sawi hidroponik ini menjadi contoh bagi warga lainnya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.

 

Baca juga: Ditantang Dosen Berbisnis, Pria Muda ini Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah Dari Paprica

Tiga Pilar Kecamatan Gunung Anyar juga memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif warga ini. Mereka berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan dan pelatihan dalam rangka pengembangan pertanian hidroponik di wilayah Gunung Anyar. Ke depan, diharapkan akan lebih banyak warga yang terlibat dan termotivasi untuk menerapkan teknologi pertanian modern demi mewujudkan ketahanan pangan yang lebih baik.

 

Baca juga: Menggali Laba dari Bertani Pala

Kegiatan panen sawi hidroponik ini tidak hanya menghasilkan sayuran segar untuk konsumsi warga, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi yang positif antara Babinsa, Tiga Pilar, dan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan di tingkat lokal.